Monday, February 2, 2015

Saat Budi Tinggal di Kandang Ayam

Budi, merupakan nama yang paling kita dengar di sekolah dasar. Banyak contoh kalimat menggunakan nama Budi. Namun, kisah Budi di Kubing, Kalimantan, bukan seperti yang banyak ditemui di buku pelajaran.
Budi adalah seekor orang utan berusia 10 bulan. Namun, bukan tinggal di hutan seperti orang utan pada umumnya. Budi tinggal di kandang ayam. 
Tentu saja, kandang ayam bukanlah tempat tinggal yang cocok bagi orang utan. Terlebih, Budi tidak dipelihara dengan baik. Ketika ditemukan, Budi dalam keadaan malnutrisi.
Bobotnya sangat kecil dan tulang-tulangnya lemah, karena hidup di kandang yang tidak sesuai dengan ukuran tubuhnya.


Budi, bayi orang utan bernasib malang,
selama 10 bulan tinggal di kandang ayam.
(Dok. International Animal Rescue)
Sejak bayi hingga usianya 10 bulan, Budi hanya diberi minuman susu formula yang tidak sesuai untuk perkembangan bayi orang utan. Oleh karena itulah, pertumbuhan Budi terhambat.
Pemilik sebelumnya akhirnya melapor kepada pihak berwenang, yang kemudian menyerahkan Budi untuk dirawat oleh International Animal Rescue (IAR), pusat penyelamatan dan rehabilitasi hewan yang berbasis di Sussex, Inggris.
"Tidak ada makhluk hidup yang pantas diperlakukan seperti ini. Budi sangat menderita selama 10 bulan sebagai peliharaan dari manusia, yang tidak tahu apa yang seharusnya dilakukan untuk merawat bayi orang utan," papar Knight.
Selanjutnya, Knight menambahkan, jika memang ingin menyelamatkan orang utan yang terlantar, lebih baik warga memberikannya ke pusat rehabilitasi dibanding memeliharanya di rumah. "Justru itu membuat mereka menderita," imbuhnya.
Knight mengungkapkan, bayi orang utan memang menggemaskan. Terlebih dengan wajah imut dan tingkah yang mirip bayi manusia. Namun, orang utan tidak sama dengan anjing dan kucing. 


Kini, Budi sudah bisa duduk dan bergerak sendiri,
meski masih terbatas. Dia juga masih dalam perawatan intensif
karena menderita anemia akut dan penyakit metabolik.
|FOTO: Dok. International Animal Rescue
"Orang utan bukan peliharaan," kata Knight.
Kondisi Budi saat ditemukan memang sangat memprihatinkan. Asupan nutrisi yang kurang membuat Budi menderita busung lapar. Bahkan banyak organ tubuhnya yang membengkak. Di usianya yang 10 bulan, Budi belum bisa duduk dan berdiri sendiri. Padahal, bayi orang utan sebayanya, sudah lincah memanjat pohon. 
"Daya motorik Budi setara dengan bayi yang baru lahir. Dia sangat tidak berdaya," terang Karmele L Sanchez, direktur IAR di Sungai Awan, Kalimantan. 
Sanchez juga menceritakan Budi sangat kesakitan ketika dipindahkan ke pusat rehabiltasi. "Dia menangis sepanjang jalan. Dia kesakitan," paparnya. 

Pejuang
Tim yang menyelamatkan Budi bahkan ragu bayi orang utan itu akan selamat sampai di pust rehabilitasi. Pasalnya, kondisi Budi sangat lemah. Dokter hewan yang menangani Budi pun berusaha sekuat tenaga membuat bayi mungil tersebut nyaman. 
Budi ternyata punya semangat juang yang tinggi. Dari kondisinya yang mengenaskan, dia perlahan pulih. 

Saat ini, Budi tengah dalam pengawasan khusus guna mengobati anemia akut yang dia derita, begitu juga dengan penyakit metabolisme yang membuat tulang-tulangnya kerdil. 
"Budi memang sudah selamat dari bahaya kematian, namun perjuangannya masih panjang. Masih terlalu dini untuk menyimpulkan jika Budi akan benar-benar pulih," papar Sanchez. 
Meskipun begitu, Sanchez dan seluruh staf IAR sangat tersentuh dengan perjuangan Budi. "Dia berjuang begitu keras untuk bertahan. Sungguh mengharukan melihat perjuangan hewan kecil yang rentan untuk hidup," katanya. 


Saat diselamatkan, kondisi Budi sangat memprihatinkan.
Dia mengalami malnutrisi dan kekerdilan.
|FOTO: Dok. International Animal Rescue
Sekarang, Budi sudah bisa duduk sendiri dalam waktu singkat. Dia juga sudah bisa menggerakkan tangan dan kakinya, walaupun masih kaku. Namun staf IAR berharap dengan perawatan dan terapi dari tim dokter, kesehatan Budi akan terus meningkat. 

Donasi
Alan Knight menghubungi media dan menceritakan kisah haru Budi guna mengumpulkan dana bagi perawatan bayi orang utan tersebut. "Kisah Budi bukan hanya mengharukan tapi juga mengetuk hati. Dibutuhkan dana yang tidak sedikit untuk merawat bayi orang utan yang terlantar. Dan bukan hanya Budi, namun juga bayi-bayi orang utan lain di Borneo yang terlantar akibat pembalakan liar," terang Knight. 
Selain itu, Knight juga menjelaskan betapa pentingnya usaha penyelamatan orang utan sekarang ini, terlebih dengan semakin sempitnya habitat asli orang utan di Asia Tenggara, terutama Indonesia. 
Hutan, yang seharusnya menjadi habitat ideal bagi orang utan, beralih fungsi menjadi lahan kelapa sawit dan kebun industri. Orang utan, disisi lain, menjadi alternatif pendapatan sampingan. Bayi orang utan laris manis di pasar gelap dengan harga tinggi.

Hmmm...kasihan ya..Tapi kenapa namamu harus kamu Budi...hehehe

sumber

No comments :

Post a Comment