Thursday, February 12, 2015

Preman Juga Manusia ala "PREMAN PENSIUN"


Menonton sitkom "Preman Pensiun" yang diputar di salah satu tv swasta tanah air kita, sungguh menggugah semangat kembali hasrat menonton tayangan televisi yang selama ini didominasi oleh sinetron-sinetron yang hanya mengutamakan rating.

Mengupas sedikit sinetron ini, dibandingkan sinetron remaja yang agak menyedihkan dan tidak tepat sasaran, serial ini saya rasa lebih baik. Lebih baiknya itu berkali-kali lipat. Selain tontonannya ringan, cukup dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Tergambar secara gamblang bahwa ini juga bentuk promosi terselubung tentang kondisi kota Bandung saat ini, dimana spot-spot pengambilan gambar dan lokasi shooting banyak dilakukan di tempat2 yang menjadi ikon kota bandung, seperti : 
  • Tanam Lansia, seperti taman-taman lain yang dibangun di bawah jembatan layang pasupati yang dipercantik menjadi sebuah tempat nongkrong yang jauh dari kesan kumuh dan seram
  • Masjid Agung, diperlihatkan bagaimana kondisi saat ini sebuah masjid kebanggaan warga kota Bandung yang sudah direnovasi
  • Jalan Braga, bagaimana pembenahan trotoar yang bebas dari pedagang kaki lima dan bebas banjir
  • Jalan Asia Afika, sebuah jalan yang sarat akan peristiwa bersejarah yang berhubungan erat dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia
Bagi saya, "Preman Pensiun" tidak menjual hal yang muluk-muluk. Malah, bisa saya katakan bahwa serial ini begitu realistis. Adegan, tempat, dan dialog yang sederhana itu kadang malah membuat saya ikut berpikir. 
Bagi saya, tokoh-tokoh sentral seperti Kang Bahar, Kang Mus, Kang Komar, dan preman lainnya adalah Robin Hood. Mereka hanya mengambil jatah keamanan yang mereka kira perlu. Mereka tidak mengganggu orang, tidak menyakiti orang, dan mereka hidup apa adanya. Mereka preman yang manusiawi. 

Tokong Kang Bahar yang dibintangi oleh aktor kawakan Didi Petet, sangat pas memperlihatkan kepada kita bahwa istilah "preman juga manusia" adalah benar adanya.
Seorang tokoh preman yang tidak mau disebut preman, yang sangat disiplin terhadap apa yang dilakukan dan sangat berkomitmen dalam mengkomandoi & mendidik anak buahnya agar tidak menyimpang dari apa yang disebut "bisnis keamanan".

Seorang tokoh preman yang begitu sayang terhadap keluarga, anak dan istrinya. Bagaimana dia begitu marah kepada salah seorang anak buahnya sampai anak buahnya mengalami patah tulang rusuk, gara-gara anak buahnya itu menampar istrinya di depan umum.

Begitu pula tokoh Kang Komar, tangan kanan Kang Bahar yang begitu peduli terhadap keluarga dan anak buahnya.

Ada lagi tokoh Jamal yang sok keren dengan tampilan ala koboy lengkap dengan sepatu boot, topi laken, dan jubah ala "Billy The Kid".

Ada juga tokoh lain yang tidak kalah menariknya yaitu tokoh Kang Komar, preman pasar yang doyan godain pedagang cewek, yang sering kepergok sama Kang Mus dan selalu diancam untuk dibotakin. Tetapi yang paling lucu adalah kalau dia sangat takut kepada istrinya...hehehe

Begitu pula ada tokoh lain di luar kelompok preman-preman itu, yaitu kelompok pencopet culun seperti Ubet, Saef, dan 

Para pemeran : Didi Petet, sebagai Bahar 


Epy Kusnandar, sebagai Kang Mus (Muslihat) 

Ridwan Ghany, sebagai Adit 

Tya Arifin, sebagai Kinanti 

Ike Muti, sebagai istri kang Bahar 

Mat Drajat, sebagai kang Komar (preman)

Ikang Sulung, sebagai Jamal (preman)

Sandi Tile, sebagai Amin 

Safira, sebagai Neng (anak Kang Mus)

Soraya Rasyid, sebagai Imas 

Ucup Palentin, sebagai Ubed (copet)

Dewi Novitasari, sebagai Dewi (copet) 

Andra Manihot, sebagai Dikdik (preman)

Fajar Kutho, sebagai Ujang (preman)

Ilham Maizha Fadly, sebagai Iwan Tyson (preman)

Muhammad Jamasari, sebagai Gobang (preman)


Inilah salah satu cuplikan sitkom "Preman Pensiun"




1 comment :