Sunday, January 4, 2015

Revolusi Mental ala Arif Kirdiat

Dalam Acara di TransTV
Tak sengaja, kemarin sore (04-01-2015) nonton acara di salah satu televisi swasta, yang menampilkan seorang sosok putra Indonesia yang cukup membanggakan.
Background pendidikan yang tidak sesuai, bukan halangan untuk berkiprah secara luar biasa untuk membantu sesama. Kita patut berbangga dengan sosok yang satu ini.


courtesy : bbc.co.uk
Jauh sebelum Jokowi mengkampampanye-kan gagasan revolusi mental, seorang pria asal Banten telah mempraktekan gagasan revolusi mental tersebut melalui karya nyata sosial, berupa pembangunan jembatan dan perbaikan jembatan yang rusak di wilayah Banten Selatan. Kini, hasil kerja kerasnya tidak hanya dilaksanakan di wilayah pelosok Banten saja, tetapi sudah  menjangkau wilayah-wilayah lainnya di Indonesia.


courtesy : best young


Gagasan yang dijalankan oleh  pria yang bernama Muhammad Arif Kirdiat dapat dikatakan sebuah gagasan revolusi mental, karena pada awalnya, dia membangun jembatan-jembatan yang rusak tanpa bantuan pemerintah, alias dana sendiri dan bantuan dari pihak swasta. Padahal  proyek pembangunan jembatan yang dia bangun diperuntukan untuk kepentingan masyarakat atau negara. Sungguh luar biasa. 

Muhammad Arif Kirdiat sebelum terjun pada aktivitas kegiatan sosial pembangunan jembatan rusak, dikenal sebagai salah satu pengusaha tour and travel di Serang dan Pandeglang, Banten. Usaha terbilang sukses, karena cara Arif menjaring pelanggan dilandasi oleh semangat kekeluargaan. Ibarat kata, kalau pengusaha travel lainnya memperlakukan pelanggan sebagai konsumen, tetapi pelanggan tidak selalu dianggap konsumen. Tak segan-segan, Arif sendiri terjun ke lapangan ikut mengantar rombongan ke daerah-daerah yang eksotis, daerah yang belum dikenal, salah satunya daerah wisata di Banten Selatan.

Selain melayani turis-turis lokal,  Pria lulusan salah satu institut di Singapura melayani turis-turis asing yang akan berkunjung ke Banten.  Kemampuan dia berbahasa asing dan ditunjang dengan pengetahuan budaya Banten menjadikan turis asing betah dipandu olehnya. Tak jarang, beberapa kali tamu asing datang ke Banten, karena mungkin saja merasa mendapat pelayanan informasi yang memuaskan dari seorang Arif Kirdiat.

Proses awal terjunnya dia pada aktifitas sosial bermula saat mengantarkan turis-turis asing ke pelosok desa di Banten. Rasa kemanusiannya mulai tergugah melihat  anak-anak  di pelosok desa yang dikunjungi turis dalam kondisi memperihatinkan. Mereka bersekolah harus mempertaruhkan nyawanya demi sebuah cita-cita. Pergulatan batin pun berkecamuk dalam hati. Dia tidak berharap anak-anak tersebut melepaskan impiannya hanya karena sebuah hambatan sarana dan prasarana. Disisi lain, dia merasa malu terhadap turis yang diantar tentang keterbatasan alam Indonesia, khususnya Banten sehingga berefek buruk kondisi sosial masyarakat.


courtesy : google
Antara rasa miris melihat kondisi prihatin anak-anak sekolah dan rasa malu terhadap turis asing akan kondisi sarana dan prasarana masyarakat membuat jiwa seorang Arif bangkit dan bergerak untuk merubah situasi yang sangat memperihatinkan. Sebagai langkah awal dari usahanya, yakni mendatangi DPRD setempat untuk mengajukan permohonan mengenai perbaikan jembatan-jembatan tersebut. Namun sayang, pemerintah setempat tak terlalu menggubrisnya.



Menurutnya, pemerintah setempat menganggap itu bukan hal yang prioritas. Namun Arif tidak menyerah, hal itu justru membuatnya bergerak untukmembangun jembatan itu. Walaupun ia sadar, ia tak memiliki dana untuk membangun jembatanitu.“Lebih baik menyalakan lilin daripada mencari kegelapan”, Itulah prinsip dari seorang Arif, percuma di memohon -mohon dari pemerintah setempat, kalau saja pemerintah tersebut masih terkungkung oleh aturan birokrasi yang sulit dipahami oleh dirinya dan masyarakat.



Atas dasar dari prinsip tersebut, langkah selanjutnya Arif mengajak teman-temannya untuk mencari dana demi membangun jembatan yang telah rusak.  Maka didirikanlah Relawan Kampung yang merupakan organisasi sosial untuk membangun jembatan rusak. Tugas dari relawan kampung, yakni ; Mengumpulkan  dana melalui teman-teman, kemudian melalui jejaring sosial ia mengupload foto-foto jembatan yang rusak. Ternyata responnya pun cukup banyak. Banyak orang-orang di luar Banten yang tergugah untuk menyumbang. Bahkan salah satu menteri di Singapura pun tergugah untuk menyumbang.

Dalam jangka waktu target 3 bulan untuk mengumpulkan dana, kenyataannya biaya membangun jembatan sudah terkumpul dalam beberapa minggu. Lalu mereka pun mulai membangun jembatan dengan dibantu oleh masyarakat sekitar. Tak berhenti sampai disitu. Arif kemudian mulai menelusuri daerah lain yang tak memiliki jembatan. lalu berinisitif bersama masyarakat sekitar  membangun jembatan lagi. Dukungan pun semakin banyak termasuk dari Kopassuss dan juga salah satu perusahaan minimarket. Bahkan banyakan donatur dari luar negeri seperti Singapura, Malaysia, Qatar, dan Uni Emirat Arab.



Buah dari hasil revolusi mental dari seorang Arif Kirdiat, dan bersama Relawan Kampung serta pihak-pihak lain yang membantu, telah membangun 37 jembatan. Dan kegiatan ini terus mereka jalankan.Relawan Kampung menargetkan bisa membangun 100 jembatan untuk bangsa ini. Semoga saja masih banyak tokoh-tokoh seperti Muhammad Arif Kardiat yang memiliki jiwa sosial. Amin.

Biodata 
MUHAMMAD ARIF KIRDIAT
Lahir: Jakarta, 19 Agustus 1977

Pendidikan:
- S-1 Fakultas Hukum Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten
- S-2 Strategic Studies Nanyang Technological University, Singapura

Karier:
- Bekerja di Petrokimia Banten, 2005
- Mendirikan agen perjalanan, 2005
- Manajer Citilink Makassar, 2009
- Mendirikan agen perjalanan Banten Adventure, 2009-kini

Aktivitas:
- Koordinator Relawan kampung
- Ketua Paguyuban Pariwisata Banten

sumber :
Muhammad Arif Kirdiat
Relawan Kampung
Warta Buana
mBah Google

No comments :

Post a Comment